Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Melewati Semanggi

Selasa, 22 Maret 2016. Menjadi hari dimana beberapa angkutan umum konvensional mulai "gerah" dengan adanya angkutan online. Saat itu saya memang ada jadwal meeting tetapi saya batalkan dan saya alihkan ke hari selanjutnya lantaran ada demonstrasi terkait penolakan angkutan online. Well, ... I'm confused about this. There's something really wrong :(

Siapapun oknum dibalik aksi vandalisme kemarin, yang menyebabkan Jakarta nyaris keos, saya tidak tahu apalagi yang mereka lakukan. Karena memang, kekuatan dalam persaingan dalam bisnis meliputi inovasi. Grab dan Uber (bahkan Gojek) memanfaatkan hal itu, mereka paham betul melihat kebutuhan masyarakat di kota-kota besar yang memilih melakukan secara instan. Yap, dengan memanfaatkan teknologi melalui gadget dan smartphone anda dapat memesan taksi dengan mudah. Pesan, jemput, antar dan bayar. Semudah itu bukan??

Skema online transport seperti ini sudah pernah dilakukan oleh Uber di negara asalnya, Amerika Serikat pada tahun 2009. Di Indonesia, Gojek dan Grab menjelma sebagai "malaikat" di tengah hiruk pikuk kota-kota besar, terutama di Jakarta. Sampai sekarang, Gojek, Grab dan Uber menjadi online transport terlaris di Indonesia.


Apakah online transport lebih baik daripada angkutan konvensional? Dari segi manfaat, jelas online transport lebih baik. Soal pelayanan? Tidak ada dari kata sempurna, baik online transport maupun angkutan konvensional. Saya menggunakan taksi lewat Grab saja hanya memberikan review bintang dua. Tapi, marilah kita melihat dari sudut pandang kegunaan. Hadirnya online transport memiliki interval waktu dan harga yang lebih sedikit, hanya tinggal sentuhan jari kita bisa memesan taksi/ojek/kendaraan sekalipun lewat smartphone. Soal harga, lewat online transport kita bisa melihat seberapa besar ongkos yang dikeluarkan. Dan bagi saya itu memudahkan sekali, jadi tidak ada alasan bagi supir taksi/ojek untuk "menembak" harga di luar tarif nalar kebanyakan.


Apalagi sih manfaat online transport?? Anda bisa me-review terhadap pelayanan, bisa mengecek lokasi dimana posisi supir online transport yang anda pesan dan bisa komunikasi sama supirnya. Tanpa membicarakan harga murah, sekalipun mahal pastinya saya bayar karena pelayanan dan impact bagi saya yang baik. That's really useful for me and the others, and keeps a lot of people happy, either the driver or users. Sudah jelas dengan hadirnya online transport menyebabkan adanya skema "sebab akibat". Orang-orang membutuhkan angkutan yang cepat dan pelayanannya yang oke, operator online transport datang dengan fitur-fitur yang mereka tawarkan.

Keesokan harinya, setelah kejadian demonstrasi angkutan umum tersebut, sebuah operator taksi konvensional (yang dibelakangnya ada kata "Bird" nya) menggratiskan satu hari penuh sebagai bagian dari permintaan maaf kepada para konsumennya. Saya mencoba memahami, menggratiskan sehari penuh ternyata tidak mempengaruhi apa-apa. Memang betul, beberapa orang-orang yang memanfaatkan momen gratis naik taksi hanya satu hari. Fakta yang ada, efek rugi jelas di depan mata. Sang operator sudah pasti memikirkan bagaimana cara me-minimize kerugian. Kalau kata mas Ario Pratomo (@sheggario) (yang terkenal dengan #PertemananSehat bareng artis AADC2 itu, hehehehe) di dalam vlognya disini, hal ini merupakan bagian dari public relations effect yang hanya menekan tarif buttom.

Efek ruginya, lebih lanjut lagi, kabarnya para supir taksi hanya mendapatkan kompensasi berupa isi bensin dan dibayarkan uang ganti ruginya di ujung hari. Lucunya sang operator me-minimize kerugian dengan cara mengurangi armada angkutannya, there only make sense, untuk apa mengasih sebuah kerugian. Betul, tidak?

Tidak hanya soal angkutan umum semata, mereka (Gojek & Grab) melayani fitur-fitur lainnya seperti pengiriman barang, pemesanan makanan, sampai pijet (bukan plus-plus) ada juga looh

So, bagaimana caranya angkutan konvensional bisa bersaing dengan online transport?? Dengan melakukan inovasi, memberikan yang terbaik kepada para konsumen. Pelayanan yang tadinya hanya mengandalkan call center, sekarang bisa menggunakan media aplikasi dan social media. Tenang saja, teknologi membantu kita dalam membangun startup business yang kita ingin jalankan. Berdamailah dengan teknologi, kelak tidak malu bila sedang menuju ke Plaza Indonesia tetapi malah melewati Semanggi :))

POSTED BY Abitd Muhtadin
DISCUSSION 4 Comments

4 Responses to : Melewati Semanggi

  1. Anonim says:

    ayo bersaing yg adil, masa kalah sama ibu rumah tangga yg sudah terbiasa belanja dan usaha online. kalian perusahaan harus lebih tau situasi pasar modern saat ini.

  2. Croootz says:

    Kasian ya habis bela belain BB sampe pajang status provokasi eh akhirnya di tangkap kemudian di pecat. Mamam tuh upil..... makanya jangan asal jeplak di media sosial

  3. Mas Joko says:

    Manajemen Taxi BB dan sejawat tidak siap akibat demo supir taxi yang tidak terkontrol, begitu ada masalah mereka panik menetralisir situasi dari rasa bersalah dengan solusi "taxi gratis", namun masyarakat bisa menganggap sebagai "pengakuan keterlibatan" demo dibelakang layar.

  4. Anonim says:

    Saya melihat protes para sopir Anda kemarin. Mereka tidak manusiawi. Tumpangan gratis? Tidak, terima kasih, saya lebih menghargai idealisme, kemanusiaan, dan keamanan. Cuiihh

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.