Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Repath yaak...

Sebuah social media diciptakan untuk para pengguna demi komunikasi dan interaksi. Facebook, Twitter, Instagram, Path dan masih banyak lagi social media yang ada di dunia ini. Tahun ini, sepertinya banyak konten di social media yang dikemas lebih baik daripada sebelumnya. Ada yang berguna, ada juga yang tidak berguna, bahkan ada yang sama-sama mirip. Hah? Mirip?

Februari 2016, Facebook sebagai salah satu social media terbesar di dunia dengan 1,5 milyar pengguna berinovasi dengan menyematkan fitur Reaction pada tombol Like. Nampaknya Facebook sendiri mulai menyadari kebiasaan orang-orang yang menyukai fitur Reaction tersebut. Untuk bisa menggunakan fitur tersebut cukup mudah, apabila anda berada di website Facebook, tinggal hover atau mengarahkan sedikit lebih lama pada tombol Like. Secara otomatis akan muncul berbagai macam Reaction.



Fitur Reaction ini mengingatkan kita pada social media yang membahana di jagad ibu pertiwi (apaansih lebay...). Yap, the only one, Path. Fitur Reaction sendiri sudah dipakai oleh Path terlebih dahulu ketimbang Facebook. Hampir sama penggunaannya, dengan Reaction pengguna Path dapat mengapresiasikan sebuah status atau "curhatan terselubung" dengan berbagai macam reaksi dibandingkan tombol Like semata.

Tapi, pada akhirnya, Path juga kini mirip sama Facebook. Loh kok bisa?

Kemarin, Path melakukan pembaruan aplikasi di Google Play Store (di App Store katanya menyusul). Dalam pembaruan aplikasi kemarin, Path berkata hendak memberikan pengalaman lebih kepada para pengguna yang lebih mulus. Pembaruan ini, aplikasi Path mempunyai tombol navigasi baru yang memungkinkan para pengguna tinggal menggeser ke kanan maupun ke kiri untuk masuk ke menu Timeline, notifikasi, pertemanan dan profil pribadi.

Sisanya, ada tiga fitur baru yang diluncurkan, memperlihatkan Path mirip sekali dengan Facebook.


Serupa tapi tak sama

 

Yang satu warna merah dan yang satu warna biru. Hmm...

Pertama, kini Path bisa memutar video lebih cepat lewat streaming machine sehingga pengguna tidak perlu menunggu terlebih dahulu. Kedua, bisa me-mention teman yang diinginkan di kolom komentar dalam sebuah moment. Mudah saja, cukup ditambahkan "@" lalu dilanjutkan nama teman. 



Terakhir, Path kini bisa mengingatkan kapan seorang teman berulang tahun pada halaman notifikasinya. Mirip banget kan sama Facebook??



Saya menganggap ini merupakan efek domino dari sebuah perkembangan social media. Path, yang semakin hari semakin berkembang pesat di Indonesia, ingin membuat para penggunanya (yang kebanyakan posting foto bayi, curhatan lewat listening dan gambar tulisan, dan check-in ke tempat yang oke punya) merasakan pengalaman menggunakan Path yang lebih baik, seperti kata Alex Kim, Head of Path Indonesia.

Melihat perkembangan Facebook dan Path sekarang, saya teringat oleh film yang fenomenal di tahun 2016, Batman v Superman: Dawn for Justice. Mereka diciptakan dengan perbedaan, namun mereka membawa keadilan. Sama-sama superhero yang dikagumi dan dicintai oleh orang-orang. Tak hanya Batman dan Superman, Facebook dan Path memang datang ke Indonesia dengan banyak perbedaan, but they come to connected with our people in this country.

Hmm, my question until now. Why is Path so popular in Indonesia? Hehehe, I know your answer, 'cause Path came up to replace that intimate atmosphere and private environment. But .....



Oh gitu?? Repath yaak...

POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 1 Comment

One Response to : Repath yaak...

  1. Anonim says:

    Beh gambar punyanya bang gofar tuh, sekut

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.