Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Memangnya Saya Artis?

Sekitar hampir 3 tahun, saya mencoba beberapa smartphone sebagai daily phone saya. Pertama kali saya mempunyai smartphone sewaktu gaji bulan pertama bekerja. Saya pilih Blackberry Bold 9000 untuk mendukung aktifitas saya seperti BBM dan Whatsapp saja. Namun saya mulai tidak puas hanya memakai BBM dan Whatsapp, saya mencoba smartphone lain berbasis Android yang berbasis di Tiongkok (sebut saja "Hape China" yaa..). Beberapa kali saya hands on milik teman-teman saya bermerk Samsung, iPhone, dan hape-hape lainnya. Oh iya, saya juga pernah memakai smartphone replika loh sebelum memiliki sebuah smartphone yang akan saya bahas sekarang.

Setelah saya memakai smartphone replika, saya bingung ingin memiliki smartphone seperti apa. Lalu teman saya di kantor merekomendasikan saya memakai produk dari Tiongkok (lagi), yaitu Xiaomi. Awalnya ragu karena saya sudah pernah memakai "Hape China", tetapi setelah saya melihat review-review tentang Xiaomi, saya jadikan daily phone saya sampai sekarang.



Dimulai dari Xiaomi Redmi 1S, saya mendapatkan info dari review dari internet. Saya membelinya di Bandung bersama pacar saya tercinta. Saya beli dengan harga sekitar 1,7 jutaan, saya pakai hanya 6 bulan saja karena smartphone tersebut saya kasih kepada adik saya. Menjelang lebaran tahun 2015, saya membeli Xiaomi Mi4i yang kala itu menjadi hot news di kalangan para gadgeters. Dengan harga 2,8 juta (sekarang turun jadi 2,4 juta) anda mendapatkan smartphone yang (katanya..) flagship. Hehehehehe :))

Sampai saat ini saya gunakan Xiaomi Mi4i sebagai daily phone saya. Beberapa kali saya hands on beberapa smartphone terbaru tapi apa daya kantung pun menjerit~~

Dasar orang kere...
Hehehehehe....

Saya melihat Xiaomi sangatlah "bergairah" dalam menciptakan device-device yang memiliki "greget" dalam segi jeroan. Xiaomi merupakan merk Android pertama yang tidak memakai App Drawer seperti iPhone. Setelah Xiaomi, muncul merk-merk smartphone yang tidak memakai App Drawer seperti Xiaomi. Tampilan MIUI nya yang membuat saya "jatuh hati" pada pandangan pertama.

As you know, Xiaomi berasal dari Bahasa Mandarin, yaitu "beras kecil" atau "beras merah". CEO Xiaomi, Lei Jun mengatakan bahwa ada makna lebih dari sebuah nama tersebut. Dia menghubungkan "Xiao" sebagai konsep Buddha yang berarti "sebutir beras dari Buddha adalah sama besarnya seperti gunung" dan "Mi" merupakan singkatan dari Mobile Internet atau Mission Impossible karena setelah mendirikan Xiaomi, terdapat banyak hambatan yang terlihat sejak itu. Slogan Xiaomi Technology Co. Ltd. (nama lengkap Xiaomi) cukup jelas, "Just For Fans" alias hanya untuk penggemar, karena setiap langkah dari jalan dipimpin oleh penggemar brand Xiaomi yang disebut Mi Fans. Di antara staf Xiaomi sendiri, banyak yang awalnya merupakan penggemar brand Xiaomi sebelum mereka bergabung di perusahaan yang berkantor pusat di Beijing, Tiongkok ini.

Kesan saya memakai brand Xiaomi adalah, dengan harga yang value deal anda mendapatkan spesifikasi smartphone yang gahar. Pertama adalah Xiaomi Redmi 1S, dengan harga saat ini sekitar 700 ribu sampai 1 juta, anda mendapatkan fitur prosesor quad-core Snapdragon 400 1,6 GHz, RAM 1 GB, kamera belakang beresolusi 8 megapixel dan kamera depan 1,3 megapiksel. Hasilnya tidak buruk buruk amat, terutama soal kamera yang memberikan ekpetasi yang memuaskan. Kinerja lumayan, hasil kamera hebat, layar IPS terlihat tajam (mengingat smartphone tersebut dibanderol harga murah), dan harga yang value deal tentunya.



Kekurangannya? Masih menggunakan Android Jelly Bean 4.3 (sudah bisa di upgrade dengan Android KitKat 4.4), Soft buttom tidak memiliki backlight, dan file kamera tidak bisa menyimpan hasil gambar pada micro-SD sebelum update firmware.

Kemudian Xiaomi Mi4i, yang saya pakai sampai sekarang. Desain yang dimiliki tergolong ramping, beratnya 130 gram dengan ketebalan 7,8 mm kesan ketika dipegang cukup kokoh. Bagian belakang terbuat dari finishing matte, walau nyaman digenggam tetapi hati hati bila tangan kita berkeringat. Tetap disarankan memang memakai body cover tambahan. Bisa dibilang, Xiaomi Mi4i nyaris sempurna. Dengan harga saat ini sekitar 2,5 jutaan, anda mendapatkan performa prosesor octa-core 64 bit Snapdragon 615 dengan RAM 2 GB, kamera belakang beresolusi 13 megapiksel dan kamera depan 5 megapiksel, Dual SIM dengan konektifitas 4G-LTE dan desain yang bisa dikatakan cukup menarik.


Tetapi, setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Yap betul, smartphone ini tidak mendukung slot micro-SD, cepat panas dikarenakan masih memakai firmware bawaan (solusinya bisa diupgrade), performa yang sayangnya belum optimal (disebabkan karena RAM 2 GB sebagai termakan habis oleh MIUI dengan seabrek kostumisasinya).

Sekian review "ala-ala" ini, maafkeun bila promosi, saya memang tidak dibayar oleh Xiaomi kok. Saya melakukan ini karena saya memakai smartphone yang saya pakai sehari-hari, pastinya saya katakan dengan apa adanya. Memangnya kalau saya di-endorse, terus kenapa? Memangnya saya artis? :)))

POSTED BY Abitd Muhtadin
DISCUSSION 8 Comments

8 Responses to : Memangnya Saya Artis?

  1. Anonim says:

    Good review, lanjutkan om

  2. Judulnya ngehe bner, good lah

  3. Permata says:

    Mantep juga review nya, kpn kpn review yg laen donk kayak xiaomi mi5

  4. Anonim says:

    Lanjutkan gan!

  5. Agan ini berpotensi jadi youtuber (reviewer). Coba aja gan bikin channel youtube kyk sobathape dkk reviewr alliance. Ane puas baca review agan.

  6. Terima kasih bro atas komentarnya. Masih belum berani ngomong lewat kamera sendirian. Masih mencoba review lewat blog aja dulu. Hehehehe...

  7. Terima kasih mbak Permata atas komentarnya, nunggu device nya masuk Indonesia atau beli di distributor nih yaa? Masih belum tau, stay tune yaa :)

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.