Amazing #3
Hai,
sudah lama saya gak menulis lagi. Again, saya harus menerima kenyataan pahit
untuk berselancar di kehidupan hedonisme saat ini. Yah memang, arah angin hidup
saya sedikit kencang, melebihi angin sepoi sepoi :)
Sebenarnya
berbagai ide sudah ada di kepala, namun tidak bisa direalisasikan karena
tuntutan pekerjaan utama saya. Dan nulis bisa dikatakan sebagai hobi saya,
selain bersepeda atau bermain futsal. Kehidupan cinta saya saat ini juga tidak
serumit dulu sih, saya dan pacar saya sudah sama sama tahu bagaimana bersikap
“layaknya orang dewasa”.
Alkisah,
kehidupan saya penuh dengan banyak hal. Empat tahun setelah kelahiran saya, saya
tidak mengetahui apa apa (namanya juga masih bayi), di masa itulah saya
diperkenalkan tentang yang namanya kehidupan oleh kedua orang tua saya. Kedua
orang tua sangat menyayangi saya sepenuh hati, merawat saya dengan tulus oleh
jari jemari mereka, menapakan kaki langkah demi langkah untuk mengajari saya
bagaimana berpijak di atas bumi ciptaan Tuhan dan mengajarkan lisan kata per
kata.
Semua
orang tua di dunia ini pasti seperti itu.
Setelah
empat tahun pembelajaran indoor,
barulah umur 5 tahun sampai sekarang saya dilepas bebas. Apa yang sudah
diajarkan oleh kedua orang tua saya sebelumnya, saya terapkan dalam kehidupan
sehari hari.
Tapi .....
Saya
akhir akhir ini sering meremehkan ayah dan ibu saya, jujur saja semenjak saya
bisa mencari uang sendiri saya sedikit menjauh dari keluarga saya di rumah.
Padahal, bukankah rumah adalah tempat berlindung disaat kita risau dan galau?
Yaaah,
namanya juga anak muda, keluyuran adalah kebutuhan tersier selain gadget dan tempat tongkrongan :))
Seringkali
saya berpikir, seiring bertambah usia saya dan keluarga saya, saya sering melihat kerutan wajah dan jari jemari kedua orang tua saya mulai menua dan seolah
tidak terawat. Ibu saya akhir akhir sering sakit sakitan, sehingga kata dokter yang
menanganinya mengatakan bahwa ibu saya tidak boleh terlalu capek dalam hal pekerjaan
rumah. Sedangkan ayah saya, masih berkutat menjadi supir pribadi meskipun
usianya sekarang menginjak setengah abad. Saya pun seolah merasa waktunya saya
untuk membahagiakan mereka, membuat mereka tersenyum dan tawa mereka seiring membuat rindu akan rumah. Tidak hanya membahagiakan kedua orang tua, tetapi adik
saya satu satunya. Yaah kita mah apa atuh cuma sebuah keluarga berencana (bukan
keluarga cemara yaa, hehehehe).
Nyatanya,
harapan dan kenyataan sangat berbeda. Saya sering pulang malem dan berangkat
pagi, sabtu minggu ada kuliah (saya ambil kelas karyawan),
lembur tiada henti dan sebagainya. Semenjak itu awalnya saya berpikir untuk resign kerja dan mengambil kuliah pagi
di hari biasa biar bisa ketemu sama keluarga saya. Tapi, ayah saya melarang hal
tersebut dan berkata kepada saya;
“Cari
kerja di Jakarta itu susah loh, bersyukur kamu kerja sekarang. Tempat kerjanya
dekat dengan rumah, begitu juga dengan tempat kuliah kamu.”
“................................”
Iya juga
sih ...
Kalo
nantinya saya resign, beban Anggaran
Belanja Pendapatan Keluarga (ABPK, red)
yang sudah dibuat dan disahkan oleh orang tua saya mengalami kenaikan karena
harus membiayai kuliah saya dan sekolah adik saya.
Sementara itu, tujuan saya
kerja adalah meringankan beban anggaran keluarga saya.
Sulit sih,
tapi hidup adalah pilihan,
mau gimana lagi???
Terus gimana dong???
mau gimana lagi???
Terus gimana dong???
Baiklah, saya
googling dulu ....
*Plaakk* Jawaban gini aja kudu googling -_-*
*Plaakk* Jawaban gini aja kudu googling -_-*
Menurut
saya, jawaban atas masalah saya diatas adalah bersyukur. Yaap, seperti apa kata
ayah saya bilang. Karena bersyukur adalah diatas segalanya, gak percaya??
Syukur
artinya memuji apa yang sudah Tuhan kasih kepada kita dan kita jaga apa yang
sudah kasih dari Tuhan. Contohnya, kamu dikasih satu buah rumah dan pastinya kamu
akan rawat itu rumah karena sebuah pemberian. Apa yang kita jaga harus
konsisten dilakukan agar Sang Pemberi senang melihat pemberian Dia ternyata
dijaga dengan baik.
Yaaah,
saya ceramah seperti seorang ustadz :))
Saya
sangat bersyukur memiliki keluarga yang saya punya sekarang, karena mereka
adalah penyemangat hidup saya setiap hari. Cita cita saya yaitu ingin merawat
dan menjaga kedua orang tua saya sampai akhir hayat mereka kelak. Mencoba
memahami bagaimana cara merawat mereka tentunya harus belajar dari pengalaman
mereka ketika merawat saya dan adik saya.
Pada
kenyataannya, beberapa teman teman saya maupun pembaca sekalian mungkin sudah
ditinggalkan kedua orang tuanya. Saya paham, takdir Tuhan soal berpisahnya
antara nyawa dan raga tak dapat terbantahkan. Tapi yang harus diingat, doa yang
terbaik adalah menyelipkan nama mereka di dalam doa kita sehari hari.
Keluarga
adalah harta yang paling indah di muka bumi ini. Tiada hari tanpa mereka yang
selalu hadir di dekat kita. Dimana tempat kita bisa belajar, bermain, bekerja
sama, bercengkarama dan sampai meminta pendapat apabila kita memiliki sebuah masalah.
Foto ini sudah berusia setahun yang lalu, semoga aku bisa menjaganya.
![](http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
Diberdayakan oleh Blogger.
Terharu vroh sajian ceramahnya ringan mantab mudah di pahami :v
Duh itu bukan ceramah, tapi semoga bermanfaat yaa. Hehehehe :D
Alhamdulillah punya keluarga yang baik dan penyayang ya.. :D
Beby Rischka: hatur nuhun, semoga bermanfaat kak :)
semoga bisa menjaganya selemanya ya
Amiiiinn, terima kasih atas doanya :)