Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Pak Jokowi, Belajarlah dari Allegri

Sampai sekarang, saya masih tidak percaya bahwa saya masih berpacaran dengan pacar saya. Sebelumnya, kami pernah hampir nyaris berpisah lantaran tidak ada kata sepakat dalam penyelesaian masalah kami. Namun saya kembali berpikir, bahwa "putus" bukanlah suatu solusi, masih ada cara lain untuk dapat meluruskan dari perbedaan pendapat yang kami ciptakan.

Sekarang ini banyak sekali teman teman saya yang mengeluh terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh sang alenatore Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi. Mereka seolah tidak percaya terhadap apa yang dilakukan olehnya.

Saya ingat seorang teman saya bilang kalau tidak "juru selamat" dalam kamus besar bahasa politik, bahkan mereka terlalu ber-ekpetasi tinggi sekali, mengharapkan Jokowi melakukan rebound dari pemerintahan sebelumnya.


Anehnya, orang orang yang tadi kelakuannya bersikukuh kalau seorang Jokowi menjadi seorang presiden lalu pekerjaannya sebagai rakyat akan berhenti. Harusnya siapapun presidennya, mau sekaliber Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Bu Risma, Ibu Susi Pujiastuti, sampe Sule pun, tugas rakyat sebagai pemegang kedaulatan tetap sama: be the watch dog

Tugas rakyat tetaplah menjadi goalkeeper Indonesia dengan cara menggonggongi pemerintahan ketika mereka salah.

Rakyat diharuskan mengkritik Jokowi bila dia salah,
Bila benar kebijakannya kita dukung,
Kita pertanyakan bila tidak jelas.
Bagi saya, kritik adalah bagian dari sebuah tanggung jawab, terutama bila kita memilih orang tersebut.

Namun, jangan dengar apabila beberapa orang mengatakan agar Jokowi diturunkan.
Semacam perceraian yang dipaksakan, meskipun baru setahun menjadi alenatore.

Karena semua orang dari semua kubu tahu, turunnya presiden menyebabkan runtuhnya ekonomi.
Setiap kali ada pergolakan politik dalam skala besar seperti penurunan presiden, ekonomi akan runtuh dan yang paling dahulu merasakan adalah rakyat kecil.
Coba buktikan omongan saya benar atau tidak.

Menurut saya, turunnya presiden sama saja dengan putus atau cerai dengan pasangan kita. Dampak turunnya presiden justru lebih pahit ketimbang putus ataupun cerai. Karena kalau kita peduli terhadap rakyat terutama rakyat kecil, kita tidak akan mengorbankan ekonomi dengan menurunkan Jokowi.

Setidaknya, kita masih ingat kalimat akhir setiap bait khotbah Sholat Jumat: "Kesempurnaan hanya milik Allah SWT". Maka, jangan bermimpi untuk mempunyai seorang alenatore sempurna. Mulailah menyadari bahwa siapapun presidennya, pekerjaan kita sebagai rakyat tidak berubah.

Awasilah,
Pantaulah,
Jagalah,
Menggonggonglah.

Seharusnya, hal ini menjadi bahan mata kuliah karir politik seorang Jokowi. Sekitar 300 fans Juventini memprotes penunjukan Massimilano Allegri sebagai alenatore Juventus FC awal musim 2014/2015, awalnya Allegri gugup menggantikan posisi sebelumnya yang dijabat oleh Antonio Conte, namun dia tahu apa yang diinginkan oleh fans fanatik I Bianconeri, yakni melambungkan nama La Vecchia Signora di kancah "benua biru" dan memenangkan setiap pertandingan. Pada akhirnya, Allegri membungkam anggapan miring tentang dirinya dengan menjadi juara Serie-A, Coppa Italia, dan terakhir berpeluang untuk meraih treble dengan melengkapi juara UEFA Champions League apabila menang terhadap sekutu Catalonia, Barcelona FC.


Come on, Pak Jokowi! Belajarlah dari Allegri.

Tulisan ini gue remake dari tulisannya Bang Pandji Pragiwaksono
Check his site on www.pandji.com

POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 4 Comments

4 Responses to : Pak Jokowi, Belajarlah dari Allegri

  1. Ron says:

    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Namanya juga investasi, awal-awal ya nggak ada hasil.
    Kerja aja udah 1 bulan baru digaji, apalagi yang begini ya butuh waktu untuk benahi negara yang udah kemana-mana ini.
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

  2. Gue menghormati bapak Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia...

    gue juga tidak ingin bapak jokowi lengser, tetapi segera bangun Indonesia yang di inginkan rakyat pak, gue tau tidak ada yang instan, bahkan mie instan pun harus di rebus terlebih dahulu

  3. Beby says:

    Aku jugak yang termasuk kecewa sih. Hahah.. Tapi berhubung ngga ngerti politik, cumak bisa berharap dan berdoa aja agar beliau bisa mengemban tugas dan amanahnya dengan baik :D

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.