Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Piye kabare? Penak jamanku toh?

Dalam sebuah klub sepakbola, terdapat banyak hal yang bisa dipelajari. Mulai dari dalam lapangan sampai luar lapangan disajikan dengan menarik. Saya menyukai game Football Manager walaupun saya sudah jarang memainkannya. Tapi saya suka hal hal yang berbau selain sebuah pertandingan, ada statistik, preview & review pertandingan, sampai finansial dari klub itu sendiri.


Sekarang ini, klub idola saya, Borussia Dortmund mengalami hal yang tidak mengenakkan. Yap, di paruh pertama musim 2014 – 2015 Bayernliga (awalnya Bundesliga, tapi akibat dominasi gila dari Bayern Munchen sehingga berubah siratan). mereka tersungkur di dasar klasemen. Banyak sekali faktor faktor klub yang ditukangi oleh Jurgen Klopp itu kalah saing dari tim tim lainnya. Saya sudah membaca apa saja faktor faktornya dan mengapa hal itu bisa terjadi. Kurang percaya diri, belum sepadannya penyerang penyerang yang dibeli oleh Klopp sebagai pengganti Robert Lewandowski, kabar sang juru taktik kehabisan ide, serta terlalu banyak cedera dan pergantian.

Namun, hal itu terjadi kepada sang alenatore Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi.


Seorang juru taktik harus mampu memecahkan masalah yang ada di dalam skuad terbaiknya, sehingga kemenangan demi kemenangan dapat diraih. Para menteri dan lembaga pemerintahan adalah para pemain di dalam skuad sang alenatore, yaitu Presiden. Namun, di dalam musim pertama Jokowi menjadi sang juru taktik di negeri ini setelah diikat kontrak selama 5 tahun, banyak pengamat dan pakar pakar menilai Jokowi tidak memenuhi ekspetasi rakyat. Setidaknya, kini kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar kini tembus ke angka Rp. 13.000,- , diperparah dengan kenaikan harga beras, tol, dan angkutan kereta api, serta konflik antara KPK – POLRI menjadikan seolah olah kita tidak bisa berbuat banyak terhadap apa yang dilakukan oleh seorang Jokowi dan para pemainnya.

Tapi, mengapa Indonesia begitu merana seperti ini?
Ada apa dengan Jokowi?

Baiklah, saya mencoba menjadi seorang pengkritik Jokowi dengan bahasa ala pandit football, apa saja faktor faktor yang membuat Jokowi layak diberikan “rapor merah” seperti berikut:

1. Janji posisi menteri “steril” dari partai politik

Sebelum mengumumkan skuad menteri dan jajarannya, seorang Jokowi dalam kampanyenya mengatakan bahwa ia tidak akan memakai jasa partai politik dalam skuad yang akan dibangunnya. Namun, kenyataan berpihak lain, hampir 40% para menteri beserta jajarannya menggunakan orang orang dari partai dan sisanya menggunakan orang independen. Sehingga menurut saya akan mengganggu stabilitas dalam mengarungi “pertandingan pertandingan” yang cukup berat.

“Kalo mau masuk skuad saya, harus keluar dari parpol” demikian isi dari persyaratan Curriculum Vitae untuk menjadi seorang menteri dan jajarannya, tapi toh menjadi tidak berharga dikarenakan mereka (para menteri dan jajarannya) masih ada yang bergantung kepada partainya.

Kabar baiknya, dalam pemilihan calon pembantu presiden tersebut, pihak istana menggandeng KPK sebagai pengawas lapangan. Di sisi lain, pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri tanpa melewati sebuah lembaga anti korupsi tersebut. Hmm ... If you know what I mean :))

2. Adanya campur tangan partai politik dalam aturan main sang alenatore

Musim ini, jelas jelas berat bagi Jokowi. Bagaimana tidak? Para pendukung partai politik yang mendukung dia semasa menjadi capres meminta “jatah” agar orang orang di dalamnya masuk dalam skuad sang alenatore. Jokowi diambang kebingungan, bisa dilihat tampak dari kerutan dahinya yang semakin mencolok. Semakin mempertegas bila dia harus memilih, antara kepentingan partai politik yang mendukungnya atau kepentingan rakyat. Pemilihan Jaksa Agung dan Kapolri menjadi topik utama pemberitaan di media, Jaksa Agung saat ini (M. Prasetyo) merupakan kader dari Partai Nasdem, salah satu partai pendukung Jokowi. Sedangkan baru baru ini yang ramai dibicarakan adalah pemilihan calon Kapolri yaitu Komjen BG, yang pada akhirnya dibatalkan oleh sang alenatore sendiri. Komjen BG sendiri adalah seorang perwira polisi yang pernah menjadi Kapolri di era mantan presiden Megawati Soekarno Putri.

Akhirnya KPK menjadikan Komjen BG sebagai tersangka. Kemudian dimulailah drama KPK vs Polri. Samad kena kasus, Badrodin (Plt. Kapolri sementara Komjen BG masih dlm proses KPK) diindikasi rekeningnya lebih gendut dari BG, Bambang Widjoyanto ditangkap Polisi ketika mengantar anaknya yang masih SD ke sekolah, kemudian muncul ke permukaan yang melaporkan BW adalah mantan Anggota DPR RI dari PDIP lulusan SMEA bernama Sugianto Sabran. Dia pernah terlibat Kasus pembalakan liar, pernah dilaporkan dalam kasus penyiksaan Aktivis. Bahkan memotong tangan aktivis Faith Doherty dari Enviromental Investigation Agency dan seorang aktivis Ruwidrijanto menjadi Korban. Dan juga terlibat dalam penganiayaan wartawan tabloid Abi Kusno Nachran yang ternyata kakeknya sendiri. Nah loh? Pusing banget yak?!

Setelah melewati pemeriksaan panjang, BW dilepas Polri.

Oh sh*t, why you gonna be so rude?

#SaveKPK

3. Lini per lini memburuk

Membahas lini finansial Indonesia, dalam kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar sudah menembus angka Rp. 13.000,-. Melihat hal ini saya mengerti mengapa bisa terjadi, kurangnya stabilitas ekonomi kita dan infrastruktur yang dijanjikan belum terpenuhi. Buat kalian yang ingin membeli barang atau gadget diluar negeri, berdoalah kepada Tuhan dan bersiap siap merogoh kocek dalam dalam.

Melemahnya rupiah berdampak dengan perekonomian kita, harga beras merangkak naik dan disusul dengan bahan bahan pokok lainnya. Padahal, kenaikan harga beras dan bahan komuditi lainnya biasanya terjadi jika ada momen momen tertentu, misalnya di Bulan Ramadhan, Idul Fitri, Natal atau Tahun Baru.  Standar harga beras saat ini mencapai harga Rp 12.000,- per kg untuk kualitas premium. Bisa dibayangkan, rakyat akan semakin tercekik hidupnya setelah mengetahui kabar buruk ini. Rakyat semakin sengsara, melihat makanan sehari harinya menjadi barang mahal untuk dikonsumsi.

Baru saja saya membaca berita, mengapa harga beras bisa naik dikarenakan salah seorang dari skuad sang alenatore di bidangnya beralasan lupa melapor kepada pimpinannya tentang kondisi saat ini  -_-*

Bagaimana dengan lini pertahanan? Dengan adanya konflik KPK vs POLRI serta isu isu nasional seperti jadwal eksekusi mati kasus “Bali Nine” yang masih belum jelas kapan waktunya seakan akan bahwa sistem keamanan kita masih kurang. Adanya intervensi asing yang seharusnya bisa diacuhkan dan tetap melanjutkan eksekusi tersebut. Apalagi baru baru ini, salah seorang dari skuad sang alenatore di bidang Hukum & HAM mewacanakan terpidana korupsi mendapatkan jatah remisi. Wacana jatah remisi korupsi menurut saya sangatlah ngawur dan tidak mencerminkan sikap dalam pemberantasan korupsi. Padahal, tindak pidana korupsi masuk dalam tindak pidana khusus bersama dengan kejahatan narkotika dan kejahatan terorisme.

Udah pada gila yaa? -_-*

Masih ada kabar baiknya kok, Menteri Pendidikan misalnya, mampu menjadikan Ujian Nasional tidak sebagai acuan kelulusan seorang siswa/siswi. Menteri Agama kita masih dikatakan baik, mampu merangkul seluruh agama melalui toleransi beragama. Begitu juga Menteri Kelautan & Perikanan yang tegas dalam masalah kapal asing dan ilegal fishing di negeri ini.

4. Kurang percaya diri

Bila dibandingkan dengan alenatore sebelumya, SBY, Jokowi bisa dikatakan kurang tegas dan kurang percaya diri dalam membentuk & menjalankan pola skema pemerintahan. Mengapa? Seperti faktor di poin 2 tadi dikatakan bahwa adanya pihak partai politik pendukung membuat Jokowi anjlok dalam perjalanan merangkai taktik demi kebahagiaan sang pemilik tim sekaligus fans die hard (Rakyat Indonesia). Tapi, kembali lagi, kita harus melihat kerutan beliau di dahinya menekuk keras dan berpikir:

“Kenapa jadi seperti ini? Kan ini bukan urusan saya. Kok aku sing mikir?”

:))

Dan pertanyaan selanjutnya yang sering dilontarkan oleh para alenatore haters,
Mengapa dulu saya mendukung & sekarang mengkritik Jokowi?


Begini, memang kalo presidenmu yang terpilih kemudian berbuat salah, tidak akan kamu kritik? Begitukah prinsipmu? Untung pilihanmu gak menang. Bahaya sekali menutup mata & membuang muka setelah memilih Presiden. Kelakuannya seperti anak yang baru ikutan pemilu. Memilih lalu berpikir tanggung jawabnya berhenti di situ.

Atau kamu yakin sekali kalau yang terpilih adalah Presiden pilihanmu, lalu dia sudah pasti tidak akan berbuat salah? Naif sekali.

Fans manchunian, yang merupakan fans sejuta umat saat ini mengkritik taktik Louis Van Gaal memakai formasi 3 bek dibelakang. Atau fans madridista, menghujat Carlo Ancelloti untuk berdiri dan memperhatikan kinerja trio Benzema – Bale – Cristiano yang tidak sesuai dengan bayarannya.

Bagaimanapun juga, kita harus memotivasi dan tetap memantau kinerja “permainan” Presiden. Masih ada 4 musim lagi untuk memperbaiki lini per lini dari sektor pemerintahan yang beliau jalankan. Karena saya kemarin memilih beliau, jadi saya tetap boleh mengkritik beliau. Lah kan itu pilihan saya, suka suka saya dong mau saya apakan. Kan, saya customernya Jokowi, kalo komplen juga boleh kan? Hehehehehe ....

Semoga curhatan saya ini tidak sampai ke mata sang alenatore sebelumnya, Bapak SBY. Saya tidak mau dia membaca kritikan saya terhadap Jokowi sambil minum teh di depan teras rumahnya dan tertawa terbahak bahak seraya berkata:

“Piye kabare? Penak jamanku toh?”

-___-*

POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 4 Comments

4 Responses to : Piye kabare? Penak jamanku toh?

  1. Dari pertama nyapres udah boong gan, katanya pas kepilih jadi Gubernur DKI, gak akan nyapres sebelum masa jabatan habis, Lah ini? -_-

  2. Hehehehe kan banyak orang yg pengen naik ke atas demi menjadi yg lebih baik. Maybe prinsip beliau seperti itu, maybe loh yaaa :p

  3. Beby says:

    Hahah.. Menjadi Presiden itu emang ngga gampang yah.. Terlalu banyak yang menuntut dan protes, boro-boro percaya.. :D

  4. Unknown says:

    Sesuatunya simbel alias simpang siur dan berbelit belit itu kata lek jokowi waktu makan malam di istana raden kian santang, kalo menurut kami, semua akan mumed pada waktunya...orang bilang tanah kita tanah surga knapa semua jadi neraka..ini opini mau bener mau gak jangan dipikir tapi dikerjakan yang bisa dI κ3rj4κ4n wong simpbel gitu aja kok rempong

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.