Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Sepotong martabak, kopi, dan blog

Mungkin hidup itu tidak ada yang sempurna, tapi percayalah suatu ketika kesempurnaan itu akan menghampiri diri kita.


Baru baru ini saya merasakan apa yang saya belum rasakan selama ini. Yah, saya menangis.

Setelah saya memikirkan apa yang terjadi, saya pun berpikir. Bahwa saya merasa kalah.
Apa yg membuat saya kalah?
Apa yg membuat saya pecundang?

Saya membuat kesalahan kepada kedua orang tua saya, melupakan mereka seolah olah mereka tiada.
Everything in my mind is a fuckin' parents

Lalu bagaimana cara saya bisa kembali?
Bagaimana saya bisa mengembalikan semuanya seperti semula?
Ini bukan permainan dadu yang hanya dilempar begitu saja.

Tapi sudahlah, saya masih sulit meminta maaf kepada orang tua saya. Terlalu menyepelehkan, melupakan, dan menghardik kepada orang yang telah membesarkan saya.

I think when I cry in the office toilet, I want to learn how to love my dad and my mom.

Ayah saya adalah seorang supir pribadi bos dari negeri tirai bambu, China. Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Sampai sekarang kehidupan kami baik baik saja, tidak ada yang merasa kekurangan terhadap keluarga kami.

Ayah saya pernah berpesan: "Kalau kamu hidup nanti bersama istrimu dan anakmu kelak, jangan lupa ajarkan mereka bersyukur". What the meaning of that? I think do that.

Sekecil apapun apa yang kita dapat, jangan pernah lupa bersyukur.
Bersyukur atas nikmat yang diberikan kepada-Nya, bersyukur terhadap apa kita dapat, dan bersyukur kepada masalah yang kita hadapi.

Ketika masalah datang, apa yang kalian pikirkan?
Berusaha menghindarinya? Atau menghadapinya?

Do you ever to see the people can the grateful for something of problems?
I don't think so,
Why?

Karena kebanyakan orang justru menghindari masalahnya,
bukan menghadapinya.

Masalah bukan cobaan, tapi tantangan, bahkan bisa menjadi sebuah peluang.
Selama Tuhan belum berkehendak, saya memiliki peluang untuk merubah segalanya.

Keep your smart thinking, burn your bad something.

Hanya saja, saya agak takjub melihat diri saya membuat pengakuan dosa yang selama ini saya lakukan di depan sepotong martabak, kopi, dan blog.

POSTED BY Abitd Muhtadin
DISCUSSION 0 Comments

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.