Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Let's fix Jakarta


Jakarta, seperti magnet transisi urbanisasi.

Saya tinggal di Jakarta selama 17 tahun, itu berarti separuh hidup saya ada di Jakarta. Pantas saja ketika saya pulang kampung ke Kota Malang saya agak berlibet berbicara dengan tetangga sekitar dengan bahasa jawa.

Anggap saja seperti berbicara dengan bahasa inggris.


Kebanyakan orang gaul ada di Jakarta, sedangkan (maaf) yg alay berada di luar jawa.

Makanya alay sudah banyak, karena banyak yg mencari jati diri mereka. Tidak anak muda tapi orang tua bahkan anak anak.

Sekarang pertanyaannya, mengapa Jakarta macet? Mengapa Jakarta banjr setiap hujan turun?



Jakarta memang makin lama semakin tidak layak untuk tetap dipertahankan sebagai ibu kota negara. Kota ini semakin sesak dan padat. Saat ini, penduduk Jakarta mencapai 10,1 juta jiwa. Jumlah yang sudah terlalu besar untuk Jakarta yang hanya mempunyai luas 660 km persegi.

Belum lagi ketika banyak pendatang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Pasca lebaran, diperkirakan ada 5 juta jiwa pendatang.



Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat arus urbanisasi memang mengalami penurunan sepuluh tahun terakhir. Namun, hadirnya pendatang baru tetap berdampak pada makin sesaknya Jakarta. Terlebih, angka kelahiran belakangan meningkat.


Kerugian akibat macet tidak main-main, mencapai Rp 12 triliun tiap tahun. Jumlah yang sungguh besar..

Bayangkan kalau uang tersebut dipakai untuk pembangunan atau renovasi gedung sekolah. Dikabarkan, bila tahun 2015 masalah macet tidak terselesaikan maka Jakarta diprediksi akan STUCK.

I don't want to think about this.

Rencana Presiden RI memindahkan ibukota semakin santer terdengar. Saya yakin ketika SBY harus bertindak layaknya Soekarno yg memindahkan ibukota dari Yogyakarta ke Palangkaraya saat Agresi Militer Belanda II

Saat itu keadaan presiden Soekarno dalam keadaan naik wahana histeria di Dufan. Bagaimana tidak, dalam suasana Agresi ia harus mengambil keputusan.

Faktor Agresi telah membuat Soekarno melakukan hal tersebut, sementara SBY karena macet, banjir, dan kumuh.

Mencoba memahami, bagaimana Jakarta nanti kedepannya.



Solusi dari Kementerian Pekerjaan Umum, membuat program "The Greater Jakarta"


Dalam rancangan yang disiapkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), The Greater Jakarta pada prinsipnya bertujuan mengatasi Jakarta yang sudah defisit secara ekologis. Caranya dengan menciptakan kota metropolitan baru yang mandiri di kota-kota di sekitar Jakarta.

It's okey, but dreams was big is not good.
Though dreams are free.

Baru baru ini Jakarta akan dibuat seperti kota New York. Sebenarnya menurut saya butuh waktu lama untuk membuat Jakarta seperti New York (butuh belasan tahun lagi dan jabatan di Kementerian Pekerjaan Umum pastinya berganti seiring RI-1 dan RI-2 juga berganti). Walau begitu, Kementerian PU tampaknya memiliki program estafet untuk mencanangkan ini semua.


Semoga program ini bukan mimpi, tapi terbukti.


Disini, saya hanya punya satu doa, yg juga doa warga Jakarta

Semoga Jakarta menjadi Jakarta yg dulu,
Jakarta yg asri,
Jakarta yg mampu berbenah.

Now this city there is in our hands, let's fix Jakarta




POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 2 Comments

2 Responses to : Let's fix Jakarta

  1. Jais says:

    hei kamu dapet award loh coba aja buka
    http://www.sikopisusu.web.id/p/liebster-awards.html

  2. Terima kasih
    Saya tidak perlu award sebenarnya, yg saya mau adalah jika saya mendapatkan teman teman baru lewat blog

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.