Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

No Matter What

Minggu ini sepertinya banyak film-film bagus yang rilis dan recommended untuk ditonton. Hadirnya film apik dari luar negeri dan dalam negeri yang tayang di bioskop seakan menunjukkan kalau film dalam negeri tidak kalah dengan film luar negeri. Namun berbeda dengan saya, diantara segambreng film-film yang ada, saya justru menonton film korea!

Hahahaha, cemen amat nonton film korea.

Ini bukan film korea sembarangan, yang saya tonton adalah film "Busanhaeng" atau kalau diterjemahkan dalam bahasa inggris, Train To Busan.


Sebelumnya, saya tidak pernah membayangkan bila ada zombie outbreak hadir di muka bumi ini. Justru saya lebih takut hadirnya zombie ketimbang hantu kelas pocong atau kuntilanak (yaa walaupun sama-sama seram). Hadirnya film Train To Busan ini seolah menegaskan kalau urusan film korea tidak hanya drama cinta semata.

Train To Busan, merupakan film dari negeri gingseng, Korea Selatan yang disutradarai oleh Yeon Sang-ho. Train To Busan mengisahkan tentang sekelompok penumpang kereta api yang berusaha mencari perlindungan dari serangan zombie outbreak. Film yang dirilis pada tanggal 20 Juli 2016 di negara asalnya ini menjadi salah satu perwakilan Korea Selatan di ajang Festival Film Cannes 2016. Gong-yoo (yang sekilas mengingatkan saya dengan Deva Mahenra), Jung Yu-mi, dan Ma Dong-seok adalah sekelompok nama-nama populer yang membintangi Train To Busan. Sebelumnya, film ini juga mendapat banyak publikasi karena memasang nama Sohee, mantan anggota girlband Wonder Girls sebagai salah satu pemainnya.

Deva Mahenra maen pilem kroya :))

Dalam film garapannya ini, Yeon Sang-ho tampak seperti tidak punya waktu untuk berbasa-basi dan menyia-nyiakan durasinya. Tak sampai 30 menit (kurang lebih kalau tidak salah), setelah dirasa cukup untuk memperkenalkan karakter-karakternya, kemudian mulai mempercepat laju cerita serta tensi ketegangan ikut dipompa naik bersamaan dengan tergigitnya petugas oleh salah satu penumpang yang sudah terinfeksi. Tidak butuh waktu lama, Rasa ngeri langsung menyebar dari gerbong yang satu ke gerbong berikutnya. Yeon Sang-ho mendesain kekacauan tersebut dengan sangat terencana, hasilnya adalah ketegangan maksimal yang terasa mengasyikkan bagi para penonton. Saya menikmati setiap adrenalin dari film yang berdurasi 118 menit ini.

Film produksi Next Entertainment World ini juga tak sekedar mengangkat ketegangan di dalam gerbong-gerbongnya, film Korea tidak bisa disebut “film Korea” jika belum menyusupkan drama yang sanggup mengobrak-abrik emosi penontonnya. Di tengah rangkaian gerbong yang kacau dan berantakan Yeon Sang-ho tidak ketinggalan menyelipkan adegan-adegan yang bisa dibilang lebih “horor” dari penampakan zombie-zombie beringas nan ganas dalam kereta. Porsi drama tersebut walaupun agak "lebay" untuk selera saya jadi semacam penghubung yang dibutuhkan sebagai pengikat emosional dan adrenalin.

Sohee memainkan perannya dengan apik

Walaupun pada ending cerita bisa dibilang sangat "menggantung", sepertinya akan ada sekuel selanjutnya dari Train To Busan. Sampai credit digulung, saya sangat menikmati perpaduan antara "drama korea" dengan genre thriller ala film Korea. Bisa dikatakan, ini adalah film dengan drama yang menempatkan formula film thriller yang mempermainkan adrenalin dan mengaduk emosiTrain To Busan bukanlah perjalanan nonstop tanpa turbulensi, namun ia bisa mendapatkan kembali momentum dengan segera saat lajunya melambat. Skornya? 7,9/10 dari pemerhati awam macam saya.

“I'll take you to mom no matter what.” - Seok Woo

POSTED BY Abitd Muhtadin
DISCUSSION 2 Comments

2 Responses to : No Matter What

  1. Beby says:

    Ini emang femes banget. Kirain film romantis, eh gak taunua zombie. Doeng! Hahah :D

  2. Beby Rischka: korea gak cuma film drama saja, film genre thriller juga mereka jagonya

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.