Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Semoga Saja Sesuai Harapan

Sepuluh tahun yang lalu (sampai sekarang) kita mengenal teknologi 3G/UMTS yang mana telah menjadi raja koneksi paling kencang. Masa-masa 3G/UMTS saat ini telah berlalu dan digantikan oleh jaringan 4G/LTE. Perusahaan telekomunikasi dan operator seluler di Indonesia sedang gencar menawarkan layanan jaringan 4G/LTE. Begitupun produsen perangkat mobile atau smartphone, makin giat menawarkan produk yang mendukung jaringan 4G/LTE.

4G/LTE disebut sebagai penyempurnaan dari jaringan 3G/UMTS (sebentar lagi akan ada 5G). Namun, apakah jaringan 4G/LTE bisa diterima oleh negara berkembang, seperti Indonesia?



Sebelumnya, intermezzo sedikit tentang 4G/LTE. 4G singkatan dari fourth generation technology alias standar generasi keempat teknologi berbasis selular. Sedangkan LTE yang berarti Long Term Evolution adalah sebuah standar nirkabel tingkat tinggi yang berbasis kepada GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk akses data dengan kecepatan tinggi. Sebagai penerus dari 3G, 4G/LTE sudah menjadi standar komunikasi telepon seluler pertama secara global.

Di negara maju, seperti Inggris, jaringan 4G memiliki beberapa perbedaan bandwidth frekuensi, yakni 2,6GHz yang digunakan untuk perangkat seluler dan cocok digunakan untuk masyarakat perkotaan dan 800MHz yang digunakan untuk jaringan televisi internet di negara "Ratu Elizabeth" tersebut. Namun jika muncul pertanyaan, mengapa frekuensi 4G/LTE berbeda-beda di setiap negara? Hal ini disebabkan oleh ketersedian spektrum frekuensi yang diatur oleh operator penyedia layanan yang mendapatkan lisensi 4G/LTE. Di wilayah Asia saja, frekuensi 1.800MHz dan 2.600MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk penyelenggaraan 4G/LTE. Frekuensi ini dipakai oleh Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa. Jepang dan Amerika Serikat menggunakan frekuensi 700MHz atau 2.100MHz. Sedangkan di Indonesia, 

Beberapa perangkat smartphone seperti iPhone 6s, iPhone 5, Xiaomi Mi4i dan lain sebagainya, merupakan perangkat yang berjalan di jaringan frekuensi 1800MHz yang mana ini berarti anda akan menikmati layanan jaringan 4G/LTE dengan perangkat tersebut ketika jaringan 4G ini telah menggapai wilayah di kawasan anda.

Kembali pertanyaan di awal, apakah jaringan 4G/LTE bisa diterima di Indonesia?

Kalau kita melihat saat ini, Indonesia memang sudah siap dengan hadirnya 4G/LTE. Untuk berbicara beberapa operator yang 4G/LTE nya paling kuat memang tidak pernah ada habisnya. Seperti balapan F1 atau MotoGP, para operator seluler di Indonesia saling berkompetisi satu sama lain. Tampaknya, usia teknologi 4G/LTE akan panjang di Indonesia, artinya semua lini industri dan masyarakat dapat menikmati jaringan akses data dengan kecepatan tinggi. Salah satu penekanannya adalah jaringan yang sanggup menembus ke lini coverage area, baik kota-kota besar maupun segmen kecil dari negeri ini. Coverage area dan real speed 4G/LTE bisa dinikmati hingga mencapai 100 Mbps. Artinta, teori kecepatan akses data 4G/LTE harus benar-benar nyata dan bukan lagi sekedar omong kosong belaka.

Penataan frekuensi 4G untuk para operator di Indonesia

Sejauh ini, saya harus katakan dengan jujur bahwa hanya Telkomsel dan Smartfren lah yang konsisten memberikan layanan jaringan 4G/LTE (bisa cek tes 4G di link IndoTelko). Saya tidak menjatuhkan operator lain yang sama-sama "berjualan" 4G/LTE, tetapi harapannya layanan 4G/LTE bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Hadirnya 4G/LTE di Indonesia diharapkan menjadi bagian dari standar jaringan komunikasi dalam menghadapi sebuah peradaban yang bernama Internet of Things (IoT). Karena nantinya seluruh aktifitas kita sehari-hari seperti berbelanja, bersepeda, berkendara mobil atau motor dan lain sebagainya tidak hanya dilakukan oleh "manual" semata, namun sudah memakai teknologi bernama internet.

Selama ini perangkat telekomunikasi untuk teknologi 4G/LTE terbilang istimewa dan masuk di kategori premium sehingga tidak semua masyarakat dapat menikmati. Tapi seiring dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan, tentunya para operator seluler melihat peluang tidak saja di kelas atas, tapi sudah masuk ke dalam kelas menengah ke bawah. Buktinya, produk-produk smartphone global dengan harga terjangkau seperti Xiaomi, Oppo, Lenovo, Asus dan lainnya mulai berdatangan dan menawarkan layanan akses 4G pada masing-masing smartphone. Tentu ini menjadi pilihan bagi masyarakat dengan budget terbatas.

So, jika masyarakat sudah diberikan pilihan yang lebih terjangkau, tentu akan berdampak kepada penetrasi pengguna 4G/LTE di Indonesia semakin cepat. Dengan berbagai catatan yaitu terkait infrastruktur yang harus dipenuhi oleh para operator, layanan yang bagus dan perangkat yang mendukung.

Semoga saja sesuai harapan.

POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 0 Comments

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.