Membahas sesuka gue dan semau gue, yang penting gaya dulu filosofi mah belakangan

Let's Join Up!!

Sudah lama saya tidak menulis (kebiasaan) blog lagi.

Entah mengapa saya merindukan hal ini kembali.

Pekerjaan saya di perusahaan BUMN di Jakarta menyita banyak waktu saya, sehingga blog saya "diduakan" begitu saja.


In Ramadhan I have many new something

Suatu hari saya bertanya kepada Ayah saya, "Yah, bulan Ramadhannya ikut ormas M atau ikut pemerintah?"
Dijawablah dengan nada agak keras, "Ayah ikut ormas M"

"Lah kok gitu yah?"

Dia menjawab, "logikanya saja, ayah mengikuti kalender yg telah diperhitungkan (bahasa arabnya: hisab). Kenapa puasa jadi perdebatan? Kenapa 1 Muharram gak diperdebatkan?"

Saya bertanya dalam lubuk hati saya

Saya tidak mempermasalahkan ayah saya puasa kapan, yg saya permasalahkan kenapa kita harus berbeda pendapat?

Kalau saya, saya ikuti sistem pemerintah. Karena saya orang Indonesia donggg.

Untuk yg puasanya lebih awal dari pemerintah, tidak jadi bahan masalah untuk saya.

Di sebuah grup Facebook ada yg membuka sharing tentang kapan puasa. Jujur saja, saya sudah menebak pasti ada "adu ketik" diantara semuanya.

Dan benar, "perang" dimulai.

Kedua argumenter sudah menyiapkan "amunisinya", "perang" mereka seperti perang dingin di Uni Soviet.

Orang A (kebetulan inisialnya pas) mengungkapkan jika "hilal" (artinya: bulan) telah tampak dan berposisi 1 derajat, tetapi dia mengungkapkan pemerintah dan ormas ulama terbesar di Indonesia menyepakati posisi "hilal" harus lebih dari 2 derajat.

Orang B (kebetulan inisialnya sama juga) mengatakan dengan argumen cerdasnya bahwa pemerintah menjembati antar ormas Islam di Indonesia. Sehingga semua setuju (kecuali ormas M yg tidak) puasa tanggal 21 Juli. Parahnya, ormas M kehilangan etika.

I don't speak and silent condition.

Saya kaget.

Secara gak langsung, dia menghina sebuah ormas dengan perkataannya "parahnya, ormas M kehilangan etika"

Dan secara gak langsung juga, walau dia seorang rakyat semata dia telah mencoreng pemerintahnya sendiri.

Orang B punya mimpi menulis buku seperti idolanya, dia juga berpikir nasionalis yg religius. Apakah dia pantas mengeluarkan statement seperti itu?

Seorang anggota FPI pernah berkata kalau ormas M dan ormasnya Gus Dur lebih dekat kepada elit pemerintah, harusnya bisa mempersatukan sebuah pendapat.

Saya tahu, sidang istbat menentukan 1 Ramadhan atau 1 Syawal seperti adu nge-rap lawan Lil Wayne, atau Eminem.

Kalo benar bersyukur bangsa Indonesia, kalo salah yg ikut pemerintah dosa semua.

Meributkan mana yg benar, bukan solusi.

Sekarang, tidak usah kita memperdebatkan apa yg ada, tapi kita jadikan momen Ramadhan sebagai persatuan di dalam keanekaragaman. Apakah hanya perbedaan Ramadhan jadi bahan argumentasi, dibuat debat dan kata "sharing" jadi alesan tabu?

Whatever what are you choice, but we must to build an unity among a differences. 

Come on, guys!! Let's join up!! :D

POSTED BY Abitd Muhtadin
POSTED IN
DISCUSSION 0 Comments

Leave a Reply

kalo komentar boleh yg asem asem aja, kalo pedes udah bosen

Diberdayakan oleh Blogger.